Foto: Sustia Mei Darta

Tahun Dibangun: 1920

Arsitek: J. Berger

Fungsi Bangunan: Museum

Deskripsi Bangunan:

Gedung kantor Jawatan Pos dibangun bersamaan dengan pembangunan Gedung Sate, yaitu tanggal 27 Juli 1920, yang juga dirancang oleh J. Gerger. Pembukaan Museum Pos dilakukan pada tahun 1931 dengan menempati ruangan di sayap kanan bawah Gedung Jawatan Pos. Hal ini dikarenakan pada tanggal 1 Januari 1932 Jawatan Pos dijadikan perusahaan negara dengan nama Post Telegraaf en Telefondienst (PTT), sehingga Museum Pos Berganti nama menjadi Museum PTT. Pada zaman Jepang, gedung ini diambil alih oleh tentara Jepang, namun tidak terurus dan bahkan hampir tidak dikenali oleh masyarakat. Sesaat setelah kemerdekaan diproklamirkan pada Agustus 1945, gedung masih dikuasai oleh Jepang.

Pada tanggal 27 September 1945, gedung ini berhasil direbut oleh Angkatan Muda Pos Telegraf dan Telefon (AMPTT) yang dipimpin oleh Soetoko, sehingga tanggal tersebut menjadi Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi. Museum Pos dan Giro diresmikan dan dibuka oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (pada saat itu dijabat oleh Achmad Tahir), pada tanggal 27 September 1983 bersamaan dengan hari bakti postel ke-38. Gaya bangunan ini tidak berbeda dengan Gedung Sate, yaitu bergaya Eklektik, perpaduan antara gaya Moor dan Oriental (Indonesia dan Thailand).

Alamat: Jl. Cilaki No. 73