Foto: Sustia Mei Darta

Tahun Dibangun: 1920

Arsitek: J. Berger

Fungsi Bangunan: Kantor Pemerintahan

Deskripsi Bangunan:

Pembangunan Gedung Sate dilakukan pada tanggal 27 Juli 1920 oleh arsitek asal Belanda yang telah lama tinggal di Thailand, yaitu J. Gerger. Gubernur Jenderal Batavia menugaskan Johanna Catherina Coops dan Patronella Roeleesen sebagai pejabat yang memimpin pembangunan Gedung Sate. Sedangkan pekerjanya adalah orang-orang pribumi yang diawasi oleh orang Cina, Arab dan para menak Bumiputera. Pada awalnya Gedung Sate dikenal dengan nama G. B. (Governement Bedrijven), yang dalam rancangannya terdiri dari 3 (tiga) bangunan utama. Namun, pada masa pemerintahan Hindia Belanda hanya dua bangunan utama yang terselesaikan secara utuh, yaitu bangunan yang berada di tengah dan di sayap kiri. Sedangkan Bangunan di sayap kanan, dibangun pada tahun 1990 oleh Biro Arsitek Team 4 yang dipimpin oleh Ir. Sudibjo Projosaputro, M.Arch.

Gaya bangunan yang dianut oleh Gedung Sate adalah perpaduan antara gaya Moor dan Oriental (Indonesia dan Thailand), hal ini terlihat dari ornamen yang digunakan pada pintu, atap dan gapura bangunan. Waterkrachter Electrocillet (W&E) sebagai pelaksana pembangunan, menggunakan bahan bangunan yang berasal dari gunung batu di Cipatat, Rajamandala, dan daerah Batu Reog, Lembang. Dalam waktu 4 (empat) bulan, fondasi beton, penyusunan batu dan pengecoran beton dapat terselesaikan. Biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan tahap pertama gedung ini adalah sebesar 6 (enam) juta gulden, yang kemudian angka 6 ini dijadikan elemen tusuk sate dengan enam butir sate di ujung puncak bangunan. Sehingga, dari simbol enam butir sate tersebut lahirlah nama GEDUNG SATE, yang kini merupakan tempat bekerja Pemerintahan Gubernur Jawa Barat.

Alamat: Jl. Diponegoro No. 22