A. IDENTITAS PRODI

Program Studi : Antropologi Budaya
Surel :
antrobud.fbm.isbi.bdg@gmail.com
Alamat :
Gedung FBM, Jl. Buah Batu No. 212, Bandung 40265.
Jenjang Pendidikan :
Sarjana (S1)
Gelar Pendidikan :
S.Sos.
Profil Lulusan :
Etnografer
Kompetensi :
Antropolog Budaya
Jumlah SKS :
149 sks
Masa Studi :
4 Tahun (8 Semester)
SK BAN-PT :
1034/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2021
Akreditasi :
Baik

B. SK BAN-PT & SERTIFIKAT AKREDITASI

C. SEJARAH

Perintisan Program Studi Antropologi Budaya berdasarkan Nomor SK Pendirian 889/IT8/HK/2015 tertanggal 2 April 2015. Selanjutnya Ijin Operasional No. 307/KPT/I/2016 tertanggal 31 Agustus 2016 telah melegal-kan penyelenggaraan akademik Program Studi Antropologi Budaya di ISBI Bandung. Dibukanya Program Antropologi Budaya ini bukan hanya sebagai pelengkap dalam Fakultas Budaya dan Media, tetapi dengan harapan bahwa fenomena budaya seni yang hidup di masyarakat akan menjadi bahan kajian yang sangat menarik dan potensial bagi para mahasiswanya. Penggalian nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah pun dapat bersinergi dengan ISBI Bandung untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan kebudayaan baik dalam lingkup global maupun nasional. Prodi Antropologi Budaya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan karakter bangsa melalui nilai-nilai luhur budaya seni Indonesia yang dikembangkan sebagai pusat studi/pusat kajian.

Dengan berubahnya status Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberi mandat kepada ISBI Bandung untuk segera mendirikan Fakultas Budaya bersamaan dengan berdirinya Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Program studi yang relevan berada di bawah Fakultas Budaya belum terbentuk, sementara syarat mendirikan fakultas minimal membawahi dua program studi. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pendirian Fakultas Budaya dikembangkan menjadi Fakultas Budaya dan Media (FBM). Fakultas ini membawahi Program Studi Televisi dan Film (D4) sebagai program studi yang telah berjalan, dan Program Studi Antropologi Budaya (S-1) yang diusulkan berikutnya.

Fenomena kebudayaan yang terus berkembang di era globalisasi ini, menjadi bagian penting untuk direspon oleh perguruan tinggi sebagai bahan pemikiran dan kajian. Berbagai isu politik, sosial dan budaya sering muncul menjadi permasalahan yang cukup krusial. Perbedaan persepsi dan pemahaman dalam berbagai kepentingan sering kali mengakibatkan munculnya perilaku bias budaya yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Keberagaman budaya dengan berbagai variasi karakternya diperlukan satu sudut pandang yang tepat dalam menumbuhkan sikap toleransi, solidaritas, serta sikap saling menghargai pada ‘keberagaman’. Oleh karenanya diperlukan kajian terhadap keunikan dan keberagaman setiap suku bangsa, untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis. Atas dasar ini, maka ISBI Bandung perlu segera membuka program studi yang membidangi persoalan keberagaman budaya, seni dan media.

Dibukanya Program Studi Antropologi Budaya di ISBI Bandung memiliki misi untuk ikut menyelesaikan berbagai permasalahan kebudayaan, baik dalam lingkup lokal (budaya Sunda) maupun nasional (budaya Nusantara). Keilmuan yang terkait pengetahuan tradisi (traditional knowledge), bahasa (language), upacara (rites), kearifan lokal (local wisdom); secara etik (traditional norms) terdiri atas: kebiasaan (custom), agama (religion), pendidikan (education); secara estetik (art expression) folklor, seni pertunjukan, festival (traditional festive). Harapan ini dapat dijawab dengan dibukanya Program Studi Antropologi Budaya dengan karakteristik dan kekhasan tersendiri yang tentu akan memiliki penekanan yang berbeda dengan program studi ilmu budaya yang tersedia pada perguruan tinggi lain.

Kehadiran Program Studi Antropologi Budaya di ISBI Bandung sangat menunjang dan dapat memperkokoh program studi lainnya karena ‘seni merupakan bagian dari kebudayaan’, yang mendasari estetika, etika, logika, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian. Program Studi Antropologi Budaya memberi manfaat yang sangat besar bagi pembangunan karakter bangsa, serta penanaman nilai-nilai spiritual dan moral bagi generasi muda. Salah satu cara untuk mewujudkan harapan ini yaitu dengan memasukkannya pendidikan pembentukan ‘karakter bangsa’ ke dalam ranah pendidikan formal. Pengetahuan dan wawasan kebudayaan tentu saja merupakan salah satu alat untuk membentuk karakter generasi muda ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, para mahasiswa yang mempelajari budaya seni di Indonesia dan memahami tantangan yang harus dihadapi dalam era global. Mereka dapat memperkokoh identitas dan jati diri bangsa. Sampai saat ini, Program Studi Antropologi Budaya sudah berjalan 4 tahun, dan tahun 2019 ini akan menghasilkan lulusan pertama.

D. PROFIL

ISBI Bandung merupakan perguruan tinggi negeri yang memfokuskan pendidikannya pada bidang kesenian, berkeinginan untuk berperan serta melestarikan dan atau mengembangkan khasanah seni dan budaya yang mengakar dalam kehidupan bangsa. Hasrat ini tentunya tidak hanya pemikiran sesaat, namun telah dirintis melalui ASTI Bandung yang merupakan cikal bakal ISBI Bandung saat ini.

Konsep yang menjadi acuan tertuang dalam pola ilmiah pokok yaitu Daya Guna dan daya hidup seni bagi lingkungan. Ini berarti bahwa seni tidak hanya untuk menjadi ajang hiburan, melainkan seni harus dapat bermanfaat bagi kehidupan, baik kehidupan untuk seni itu sendiri dan atau untuk kehidupan seniman serta masyarakat lain yang memerlukannya.

Sebagai institusi perguruan tinggi, ternyata ISBI Bandung tidak hanya ingin mengembangkan dunia seni, melainkan juga berkeinginan untuk mengakaji nilai-nilai etis serta keestetisan seni. Hal ini direalisasikan dengan telah berjalannya penyelenggaraan S-2 dalam pengkajian seni. Pengembangan lain yang direncanakan sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sebagai subjek seni. Untuk merealisasikan konsep ini, ISBI Bandung membuka program studi Antropologi Budaya yang memfokuskan diri pada budaya seni. Hal ini dilakukan untuk memahami latar belakang adat istiadat, norma, dan atau tradisi masyarakat; serta nilai-nilai etis dan estetis yang terkandung dalam berkesenian.

Kehidupan budaya ternyata tidak statis, melainkan dinamis. Kondisi ini terbukti dengan lahirnya aneka ragam seni, baik seni murni maupun seni yang terwujud dari pengaruh masyarakat lainnya. Kedinamisan ini tentunya harus dipandang sebagai peluang untuk pengembangan. Namun demikian, tentunya pengembangan seni harus berakar pada jati diri seni itu sendiri, sehingga bisa dijadikan ciri dari masyarakat dan atau suku bangsanya.

Posisi prodi Antropologi Budaya sangat strategis dalam menopang dan memperkuat kajian-kajian seni di lingkungan ISBI Bandung yang sudah berdiri sejak tahun tujuh puluhan. Surat Keputusan Pendirian Program Studi Antropologi Budaya ISBI Bandung tanggal 2 April 2015, ber-dasarkan SK. Rektor ISBI Bandung nomor 889/IT8/HK/2015; dikukuhkan izin operasionalnya melalui surat BAN-PT nomor 307/KPT/I/2016 tanggal 31 Agustus 2016. Pendirian dan izin pelaksanan berdasar kepada keragam etnik yang ada di Indonesia termasuk di dalamnya berbagai permasalahan kebudayaan yang menjadi identitas dari setiap etnik di Indonesia. Orientasi disiplin ilmu ini mengarah kepada persoalan akademik, jenjang studi strata satu (S1), dengan tugas akhir Skripsi /karya tulis Tugas Akhir.

Sebagai prodi termuda di lingkungan ISBI Bandung yang belum menghasilkan lulusan, prodi Antropologi Budaya terus mengantisipasi stakeholder. Asumsi yang diperoleh adalah kajian budaya dalam seni bisa dimanfaatkan untuk berbagai aspek kehidupan, minimal untuk mendukung penghayatan nilai-nilai seni yang menjadi fokus pendidikan di ISBI Bandung. Hal lain yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan stakeholder ini adalah pemenuhan kebutuhan pemerintah dalam pengkajian norma, estetika, ekonomi, ideologi, dan hal lain sesuai dengan karakteristik kebudayaan. Dengan konsep seperti di atas, prodi Antropologi Budaya akan berupaya untuk mewujudkan bahwa seni bukan hanya untuk seni, melainkan seni harus dapat dirasakan sebagai nuansa kebutuhan dalam kehidupan, sehingga seni bisa hidup dan menghidupi kehidupan.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa prodi Antropologi Budaya merupakan prodi termuda yang belum menghasilkan lulusan. Dalam kiprahnya untuk mendukung keberadaan institusi ISBI Bandung, penataan dilakukan dalam berbagai hal yang diprediksi bisa mewujudkan harapan.

E. VISI, MISI, dan TUJUAN

VISI
Menjadi pusat studi/kajian budaya seni dan kearifan lokal dalam skala regional, nasional dan internasional.

MISI
  1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di tingkat program studi dalam bidang (subbidang) budaya seni dan kearifan lokal;
  2. Melakukan pengkajian dalam bidang budaya seni dan kearifan lokal;
  3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berorientasi pada nilai, moral, intelektualisme, dan profesionalisme di bidang kajian budaya seni dan kearifan lokal;
  4. Menjalin kerja sama kelembagaan dalam bidang antropologi budaya, khususnya budaya seni dan kearifan lokal di tingkat lokal, nasional, dan internasional;
TUJUAN
  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi unggul dalam bidang kajian budaya seni dan kearifan lokal;
  2. Menghasilkan karya ilmiah dalam bidang budaya seni dan kearifan lokal sebagai perbendaharaan pusat studi budaya seni dan kearifan lokal;
  3. Menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, bermoral, berdedikasi tinggi, intelek, dan profesional di bidang kajian budaya seni dan kearifan lokal.